Saat Kunjungan Pangdam IX/Udayana, Dandim 1618/TTU Diduga Lontarkan Ucapan Tak Pantas kepada Wartawan

NTT, desernews.com
Dandim 1618/TTU, Letkol ARM Laode Irwan Halim S.I.P., M.Tr. (Han), diduga melontarkan ucapan tak pantas kepada wartawan saat kunjungan Pangdam IX/Udayana di Mako Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Desa Eban, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu, 5 Juni 2024.
Dalam kunjungan Pangdam IX/Udayana tersebut sebanyak 5 orang wartawan yang menghadiri undangan untuk meliput kegiatan tersebut di Satgas Yonkav 6 Naga Karimata di Eban. Lima wartawan tersebut antara lain Edy Kefi (ABTV), Jovan Faot (Batastimor.com), Oncy Rebon (Pos Kupang), Agus Abatan (realitasttu.com) dan Isto Santos (iNewsTTU.id).
Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 Wita maka, para wartawan diberitahukan untuk membatalkan wawancara dengan Pandam IX/Udayana di samping Mako Satgas Sektor Barat pasalnya, waktu sudah mepet untuk melakukan wawancara.
“Setelah diberitahukan, akhirnya kami beranjak ke lobi Mako Satgas karena sementara kosong agar tidak menghambat pelepasan Pangdam IX Udayana,” ujar Isto dalam rilis itu.
Saat berjalan ke arah lobi Mako Satgas, masuklah Dandim 1618/TTU dari arah pintu gerbang sambil berkata dengan suara keras “wartawan menghambat saja. Wawancaranya di Insana saja, wartawan Puk**ai” dengan nada tertawa.
Saat insiden itu terjadi, wartawan Pos Kupang sedang mendokumentasikan dalam bentuk video kegiatan Pangdam IX/Udayana sedang meninjau langsung Smart Car Satgas Pamtas RI-RDTL Yonkav 6/Naga Karimata.
Diduga suara milik Dandim 1618/TTU tersebut sempat terekam dalam video milik POS-KUPANG.COM berdurasi 48 detik saat mendokumentasikan kegiatan Pangdam IX/Udayana.
Dalam rilis yang dikirim, Kamis, 6 Mei 2024, Dandim 1618/TTU menjelaskan, menanggapi berita viral yang menyebut Dandim 1618/TTU mengatai wartawan, Dandim 1618/TTU, Letkol ARM Laode Irwan Halim S.I.P., M.Tr. (Han), memberikan klarifikasi resmi terkait insiden tersebut. Dandim menegaskan bahwa tidak ada niat untuk mengatai rekan-rekan media, dan insiden tersebut terjadi dalam situasi yang memerlukan konsentrasi tinggi.
“Saya ingin mengklarifikasi bahwa kata-kata yang viral tersebut bukan ditujukan kepada rekan-rekan media. Pada saat itu, saya sedang bertanggung jawab atas persiapan kunjungan Pangdam di wilayah TTU ini. Mengingat waktu yang sudah ditentukan untuk Bapak Pangdam melanjutkan kegiatan meresmikan sumur bor di Desa Letmafo, situasi saat itu bisa dikatakan sangat mendesak. Ketika saya keluar untuk mengambil kendaraan dan mengecek penjagaan, saya bertemu dengan rekan-rekan media. Saya menyampaikan bahwa wawancara bisa dilakukan nanti di lokasi sumur bor di Desa Letmafo karena waktu sangat terbatas dan kita harus sampai di lokasi sebelum gelap karena minimnya penerangan di sana. Kegiatan Bapak Pangdam ini dilakukan di luar ruangan, jadi tidak ada maksud saya untuk menghambat tugas wartawan atau mengeluarkan kata-kata makian kepada rekan-rekan media,” jelas Dandim Laode Irwan Halim.
Dandim juga menjelaskan bahwa kata-kata yang dianggap sebagai makian sebenarnya ditujukan kepada anggota satgas, bukan kepada wartawan.
“Saya bukan menegur wartawan, tetapi memanggil anggota satgas karena Bapak Pangdam sudah akan keluar dari gerbang Makosatgas. Saya mengatakan, ‘cepat cepat, Panglima sudah mau keluar’. Itu yang saya sampaikan. Saya tegaskan lagi, tidak ada maksud saya untuk menahan atau mencaci maki rekan media. Waktu yang sangat terbatas membuat saya harus bertindak cepat sebagai penanggung jawab wilayah dalam kunjungan kerja Panglima di Kabupaten TTU,” tambahnya.
Dandim meminta rekan-rekan media untuk memahami situasi tersebut dan menekankan bahwa tidak ada maksud untuk menghina atau menghalangi pekerjaan wartawan.
“Saya berharap rekan-rekan media memahami situasi ini. Tidak ada niat saya untuk menghina atau menghalangi tugas rekan-rekan media. Tugas saya ini jika tidak diekspos oleh rekan-rekan media, tidak akan diketahui publik. Setiap kegiatan kami selalu diekspos oleh teman-teman media, bukan oleh saya sendiri. Sehingga berita yang rekan-rekan media muat akan terekspos ke atas dan diketahui bahwa Kodim kami aktif dan banyak kegiatan,” ujar Dandim.
Dalam klarifikasinya, Dandim menegaskan pentingnya saling menghargai dan memahami tugas masing-masing. “Saya berharap kita semua bisa saling menghargai dan tahu tugas kita masing-masing. Apabila ada informasi atau berita, mari kita saling berkoordinasi dan berkomunikasi dengan baik,” tutup Dandim Laode Irwan Halim.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan hubungan antara pihak Kodim 1618/TTU dan media dapat kembali harmonis, serta segala kegiatan dan informasi dapat disampaikan dengan lebih baik melalui komunikasi yang efektif dan saling menghormati.(pk/DN)