Mengenang Tragedi Tenggelamnya “Kapal” Pulo Gambar
Galang, dessernews.com
Malam itu tidak satu pun warga Desa Pulo Gambar memiliki firasat atau mimpi buruk. Dan tidak ada pula tanda tanda yang mencemaskan.
Aktifitas warga yang sebahagian besar para petani padi itu tampak bekerja sebagaimana biasanya. Begitu juga tiga unit sampan penyeberangan yang dinakhodai Bapak Jalal, Piul dan Wak Sanusi terlihat hilir mudik mengarungi sungai selebar 100 meter itu.
Bahkan warung kopi Wak Usup yang berada di pinggir sungai, tempat warga biasa menunggu sampan penyeberangan tetap ramai. Para petani sebelum berangkat ke sawah, lebih dulu menikmati secangkir kopi berikut goreng pisang raja Wak Usup yang cukup popular di kampung itu.
Namun berselang beberapa saat, tiba tiba terdengar suara jeritan orang dari sampan yang dikemudikan Wak Sanusi “Tolong…tolong….tolong”. Warga yang ada di dalam warung Wak Usuf langsung berhamburan keluar. Ternyata, sampan yang dikemudikan Wak Sanusi hanyut karena kabel sampan itu putus.
Akibatnya sekitar 19 penumpang di atas perahu kayu itu hanyut dibawa arus air. Warga yang melihat peristiwa musibah itu tidak dapat berbuat banyak. Semuanya gugup dan panik. Karena saat peristiwa yang memilukan itu terjadi, arus air cukup deras dan permukaan air mengalami kenaikan mencapai 50 CM. Sehingga upaya penyelamatan tidak dapat dilakukan maksimal.
4 dari 19 penumpang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa lagi. Sedangkan selebihnya berhasil selamat dari tragedi tenggelamnya sampan Pulo Gambar itu. Namun sesaat setelah peristiwa itu, langit-langit diatas kampung itu tampak mendung seakan turut berkabung atas musibah yang menimpa warga desa mereka.
Itulah peristiwa pilu dan menyedihkan yang pernah terjadi tahun 1984 ketika Desa Pulo Gambar masih masuk wilayah Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang. Tetapi sekitar tahun 1995, pemerintah pusat akhirnya melalui Departemen Pekerjaan Umum membangun jembatan Sungai Ular Pulo Gambar dengan sumber dana dari APBN.
Hal ini membuat komunikasi warga semakin lancar. Desa yang pernah dijuluki sebagai lumbung padinya Deli Serdang itu, kini masuk wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Kita berharap setelah masuknya desa itu menjadi wilayah Kabupaten Sergei, kehidupan petani disana semakin jaya dengan tidak lupa mengeluarkan zakat tanam-tanamannya.
Agar musibah serupa tidak terulang kembali dan desa Pulo Gambar semoga menjadi desa yang gemah ripah loh jenawi sepanjang masa. Amin.