Islam Mengatur Segala Aspek Kehidupan Manusia, Termasuk Mengatur Kriteria Seorang Pemimpin
Banda Aceh, desernews.com
Islam agama sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik aspek agama, sosial, dan politik. Islam mengatur juga terkait tata negera, kepemimpinan, ekonomi, pendidikan, serta aspek hukum. Semua persoalan kehidupan di dunia ini diatur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sudah lengkap aturan Allah ta’ala yang diberlakulan kepada para hambaNya. Inilah syariat Islam.
Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh Dr. Tgk. Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA menyampaikan hal tersebut dalam dialog interaktif di Radio Serambi FM dengan topik Kriteria Pemimpin Pilihan Keluarga Muslim, Ahad, (11/2/24).
Menurutnya, terkait kriteria pemimpin, seorang muslim wajib merujuk kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena keduanya merupakan pedoman, petunjuk, dan aturan hidup seorang muslim untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. “Kita harus melihat Al-Qur’an dan As-Sunnah berbicara tentang kepemimpinan atau sifat-sifat seorang pemimpin,” ujarnya.
Untuk itu, kata Yusran Hadi, diperlukan kriteria pemimpin yang tepat memimpin bangsa ini, yang sesuai dengan kriteria pemimpin yang ditetapkan dalam Islam, agar negera ini menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur. Yaitu negara yang damai, berkeadilan, makmur, mendatangkan kebaikan, serta mendapat keberkahan dari Allah ta’ala.
Ia mengingatkan, umat Islam agar dalam memilih pemimpin, berhati-hati dan penuh pertimbangan. Tidak boleh asal pilih, yang hanya mengikuti hawa nafsu, penuh dengan iming-iming materi, pangkat, jabatan, serta uang. Tidak boleh pula fanatik buta, karena calon pemimpin berasal dari keluarga, kelompok, atau partai. “Pilihan kita hari ini akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah ta’ala kelak di hari Kiamat,” tegasnya.
Menurut Tgk. Yusran, ada lima kriteria pemimpin dalam Islam, pertama, seorang pemimpin itu harus muslim yang taat beragama. Ini syarat pertama dan paling utama dari berbagai kriteria lainnya. Karena itu, ketika memilih pemimpin, maka umat Islam harus melihat ibadahnya. Ibadah yang paling penting adalah shalat.
Kedua, kata Tgk. Yusran, seorang pemimpin itu harus mampu menjadi imam dan khatib. Dalam sejarah, setelah wafatnya Rasulullah SAW para sahabat sepakat mengangkat Abu Bakar RA sebagai pemimpin. Alasannya, selain beliau taat beragama, juga pernah ditunjuk oleh Rasulullah SAW sebagai imam shalat. Beliau mampu menjadi imam sekaligus menjadi khatib.
Ketiga, pemimpin itu harus cerdas dan berilmu. Ketika Bani Israil meminta pemimpin untuk berjuang melawan musuh mereka, Allah memilih Thalut sebagai pemimpin mereka, sebab memiliki kelebihan ilmu dan kekuatan fisik, bukan pemimpin yang kaya, seperti diinginkan Bani Israil sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 247.
Keempat, seorang pemimpin memiliki akhlak yang mulia, tawadu’, dan tidak sombong. Pemimpin harus pula jujur, amanah, penyayang, tidak suka marah dan emosional, serta merasakan penderitaan yang dirasakan oleh rakyatnya, serta sangat menginginkan kebaikan bagi mereka.
Kelima, seorang pemimpin itu berkepribadian yang baik dan menjadi teladan bagi rakyatnya. Kepribadian seorang pemimpin akan membawa pengaruh kepada orang-orang yang ia pimpin. Umar bin Khattab RA berkata, “Manusia akan mengikuti karakter keagamaan pemimpin mereka.”
“Jadi memilih seseorang untuk memimpin negara dan bangsa, selain bernilai ibadah karena perintah agama, juga untuk membangun karakter bangsa, membangun kepribadian anak cucu dan keturunan kita. Jika kita memilih pemimpin yang memiliki karakter taat beribadah, taat pada ketentuan agama, intelek, bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, maka karakter ini akan memengaruhi rakyat yang dipimpinnya,” pungkasnya.(Sayed M. Husen/TJ/DN)