‘ALL ENGLAND’ Indonesia Dipaksa Mundur, Keputusan NHS Tak Bisa Digugat
Jakarta, desernews.com — Kemenpora menyebut keputusan National Health Service (NHS) terkait regulasi penanganan Covid-19 di Inggris bersifat tak bisa digugat. Tim Indonesia harus mundur dari All England untuk menjalani isolasi mandiri.
karena sempat berada satu pesawat dengan penumpang yang terindikasi positif Covid-19.
Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif Covid-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.
Kemenpora sudah berdiskusi dengan KBRI London dan manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja. Beberapa poin penting dihasilkan untuk menentukan langkah Indonesia dalam merespons keputusan BWF.
“Keputusan NHS bersifat final, tidak dapat digugat, dan pemberlakuan sanksi bagi pelanggar. NHS tidak diskriminatif dalam menerapkan aturan ini,” ujar Kemenpora melalui rilis resmi.
Fakta terkait tim Indonesia sudah menjalani vaksin Covid-19 di Jakarta dan hasil tes negatif di London, tidak menjadi acuan bagi NHS.
“Meskipun sebelum berangkat sudah divaksin dua kali di Jakarta dan saat datang juga negatif saat di Swab, tetapi karena hasil tracing mengindikasikan pernah satu pesawat dengan orang yang diduga terpapar Covid, maka sesuai aturan, terpaksa harus terkena karantina tambahan.”
Rencananya, KBRI London akan meminta klarifikasi lebih lanjut kepada NHS dan mempertanyakan kepada panitia kebijakan lanjut sehubungan mundurnya timnas, termasuk kemungkinan penundaan seluruh pertandingan di All England.
Sebelumnya, tiga wakil Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Jonatan Christie, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah sempat bertanding di babak pertama All England dan meraih kemenangan sebelum pengumuman tersebut terjadi.
Selain dipaksa mundur dari All England, skuad Indonesia juga harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari di Inggris.(cnn/DN)