Advertisement

Mengenal Sosok Aktifis Serikat Pekerja Muchlis Mochtar, Anak Medan Berkiprah di Tanah Pasundan

Catatan: H. Suhartoyo.

Muchlis Muchtar bersama keluarganya.

Tebingtinggi, desernews.com
Serikat Pekerja atau Serikat Buruh, acapkali memunculkan sosok ketokohan seseorang, baik karena keberaniannya memperjuangkan hak-hak pekerja yang belum terpenuhi, lihai atau jago dalam berorasi, ada juga piawai dalam ber-argumentasi dan banyak lagi kelebihan dimiliki, bahkan bisa tiga atau empat sekaligus kemampuan itu dimilikinya, sampai pada tata bahasa serta manajerial.

Tidak banyak memang orang memiliki kemampuan mumpuni dalam ber-organisasi, bisa dihitung jari dalam setiap masanya, namun semua itu sudah terasa cukup adanya.

Apabila kemampuan organisasi telah dimiliki, baik leadership maupun manajerialnya, maka sosok tadi bakal menjadi orang sukses dalam kehidupan karier pekerjaannya, karena kesuksesan tadi, seiring sejalan dengan kreatifitas yang dilakoninya.

Salah satu sosok yang berhasil menjalani kesuksesan dalam hidupnya adalah H. Muchlis Muchtar (68).

Diusianya yang sudah Kepala 6, Muchlis Muchtar masih terlihat energik.

Muchlis kelahiran 5 Juni 1956, merupakan Alumni Universitas Jayabaya Jakarta Tahun 1986, menempuh pendidikan SMA di Kota Kualasimpang, Aceh Timur Tahun 1972-1975. Kemudian kuliah di Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, tamat Tahun 1979.

Sosok Legendaris Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) tersebut, merupakan Anak Medan, yang berjibaku mencari makan di Bumi Pasundan.

Muchlis muda merantau dari Medan, mencari makan di Pulau Jawa. Setelah sekian tahun, ia terdampar di Bandung, Jawa Barat dan coba berkarier di dunia perkebunan.

Padahal, daerah yang ditinggalkannya, adalah wilayah perkebunan terbesar dan tersukses di Indonesia. Namun, arah hidupnya bicara lain.

Foto kenangan Muchlis Muchtar (kanan) bersama Deputi Meneg BUMN Megananda (kedua dari kanan) dalam acara halal bi halal Idul Fitri.

Akhirnya, Muchlis muda coba melamar di PTPN VIII Jawa Barat dan diterima. Ia mulai coba berkarier dengan segala kemampuan yang ada, mulai dari bawah hingga meraih jabatan puncak.

Setelah sekian tahun berkiprah menjalankan tugas, awal reformasi tahun 1998, membawa berkah baginya dan mungkin juga bagi orang lain.

Sejak era reformasi, dimulailah lahir Serikat Pekerja diperkebunan, menggantikan masa Perkappen, yang kental dengan darah merah feodalisme, lintah penindas keparat.

Sejak adanya Serikat Pekerja, mulai bermunculan generasi muda yang punya jiwa berorganisasi dan pejuang hak-hak karyawan, yang sekian puluh tahun tertindas di era orde baru, yang pada masa itu bekerja tanpa golongan, jenjang karier tak jelas, kecuali punya backing dan uang banyak, baru bisa dapat posisi nyaman.

Bersama Wagub Jawa Barat Dede Yusuf dalam suatu acara.

Serikat Pekerja Perkebunan
Muchlis Muchtar, dua periode sebagai Ketua Umum SPBUN PTPN VIII, dari tahun 2001 s/d 2010, dan sukses meniti karir hingga diposisi puncak sebagai Kepala Bagian Hukum dan Umum.

Sebagai Ketua Umum SPBUN diwilayah kerjanya, Muchlis memiliki kemampuan diplomasi yang mumpuni, baik level atas maupun dilevel bawah.

Tanpa mengenal lelah, terus memperjuangkan kesejahteraan para Pekerja Perkebunan PTPN VIII, terutama para pekerja karyawan pelaksana di level bawah atau pekerja musiman.

Saat ini diusianya yang tidak lagi muda, beliau masih peduli dan ikut berjuang membela mantan pekerja, dengan bergabung di Perkumpulan Pensiunan bernama Forum Komunikasi Purnakarya Perkebunan Nusantara (FKPPN).

Harapannya, agar para Purnakarya Perkebunan (PTPN) di seantero Nusantara, mendapatkan hak-haknya yg blm dituntaskan oleh perusahaan.

Karena Muchlis sangat prihatin dengan kondisi ini. Juga kecewa dengan sikap manajemen yang tega menelantarkan pejuang perkebunan yakni Purnakarya.

Pernah dalam suatu kesempatan rapat dengan jajaran Manajemen Holding Perkebunan, ketika itu Muchlis dengan tegas mendikte Seger Budiarjo, Direktur SDM Holding Perkebunan saat itu, agar serius untuk memberikan hak-hak para Purnakarya.

Dan sudah banyak keberhasilan Muchlis dalam menjalankan tugasnya, selama menjabat Ketum SPBUN PTPN VIII selama dua priode, yang telah dinikmati para karyawan disana.

Namanya juga cukup familiar dikalangan karyawan disana, apalagi nama dan fotonya setiap tahun terpampang di lembaran kalender, di masing-masing rumah karyawan.

Muchlis Muchtar saat hendak mengikuti kegiatan touring.

Kini Muchlis tua, yang sudah pensiun dari PTPN VIII dengan jabatan terakhir sebagai Kabag Hukum dan SDM, ikut berkiprah di FKPPN untuk memperjuangkan hak-hak pensiunan yang belum dibayarkan oleh Manajemen Perusahaan.

“Saya nikmati kehidupan ini bersama keluarga di Bandung, walau dengan Manfaat Pensiun diterima setiap bulan, sangatlah tidak wajar, apalagi dengan posisi mantan pejabat puncak. Tapi itulah hidup, kita nikmati saja, sambil berjuang bersama untuk mendapatkan perubahan,” ucap Muchlis Muchtar dalam perbincangan via handphone dengan Wartawan Dessernews.com, beberapa waktu lalu, sembari mengajak ngopi bareng kalau berketepatan pulang ke Medan.(DN)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button
Close
Close

Adblock Detected

Harap nonaktifkan aplikasi AdBlock nya terlebih dahulu.. Terima Kasih