Gerams Dukung Polresta Deli Serdang Usut Dugaan Penyelewengan di Desa Simempar
Lb Pakam, desernews.com
Gerakan Rakyat Melawan Korupsi (Gerams) mendukung Polresta Deli Serdang untuk mengusut berbagai dugaan penyelewengan dana pemerintah di Desa Simempar Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang.Demikian disampaikan Joni Reza Panjaitan, penasehat GERAMS di Lubuk Pakam, Senin(12/4/21).
“Gerams mengapreasi aparat Kepolisian dalam hal ini Polres Deli Serdang yang telah melakukan pemanggilan terhadap oknum Kades Simempar terkait berbagai dugaan penyelewengan di desa tersebut. Dan kita akan mengawal kasus ini.
Jika telah ditemukan dugaan penyelewengannya polisi jangan ragu untuk menahan oknum kades nakal tersebut. Jangan hanya disuruh mengembalikan kerugian negara saja, tapi harus dilakukan penahanan badan untuk efek jera.
Sehingga menjadi contoh bagi kades lainnya untuk tidak bermain dengan dana bantuan pemerintah,”jelas Joni Reza seraya menegaskan pihaknya akan mendiskusikan masalah ini kepada sesama temannya di Gerams dan kalau perlu demo ke kantor Bupati Deli Serdang guna mendesak Pemkab jangan melindungi oknum kades nakal.
Diberitakan, Kades Simempar, Wari Tarigan telah memenuhi panggilan penyidik Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polresta Deli Serdang, Sabtu (3/4/21) lalu.
Dua jam lamanya, ayah 3 anak, 1 cucu itu berada di Mapolresta Deli Serdang untuk menjalani wawancara tatap muka dengan penyidik.
Mengingat berkas kelengkapan penggunaan anggaran desanya tidak lengkap dibawa Wari Tarigan, iapun diperkenankan kembali ke desanya.
“Kita masih wawancara saja belum melakukan penyidikan. Kita akan jadwal panggil kembali kades dengan membawa semua berkas yang dibutuhkan,”jelas salah seorang penyidik Unit Tipikor yang memeriksa Wari Tarigan, Kades Simempar ketika dikonfirmasi wartawan via seluler.
Disebutkan pemanggilan terhadap Wari Tarigan, anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Josep Tarigan dan istrinya, Karya Sembiring berkaitan dengan laporan LSM dan media terkait dugaan penyelewengan bantuan pemerintah di desa tersebut.
Diantaranya, ada beberapa unit rumah warga di sana yang pembangunannya menggunakan dana desa. Kemudian pembangunan rumah pohon di objek wisata Pohon Damai Desa tersebut bernilai puluhan juta namun tak berfungsi sama sekali dan terancam ambruk karena lapuk. Serupa juga dengan bangunan tower WiFi bertahun lamanya tidak berfungsi dan didirikan jauh dari pemukiman warga yang sama sekali tidak ada aliran listrik. Rumah pohon maupun tower dibangun dan bayarkan menggunakan dana desa. (03/DN)