Semula Dianggap Warga Gila, Sutomo Siregar Berhasil Menyulap Pemandian Alam Tebing Hitam di Sontang

Kolam mandi khusus untuk anak anak dan sekuncuran yang airnya sangat sejuk.

Pasaman, desernews.com
Kesusahan hidup yang sangat menderita rupanya bisa mendorong seseorang untuk berpikir yang lebih tajam.

Dulunya hidup tanpa mempunyai pekerjaan yang jelas, padahal sudah dicoba merantau ke berbagai daerah di Indonesia, namun tidak mendapatkan penghasilan yang memadai. Sehingga memutuskan tekad untuk kembali bertahan dikampung.

Itulah sekelumit riwayat Sutomo Siregar (42) warga Nagari Sontang Cubadak, Kecamatan Padang Gelugur, Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat yang saat ini menjadi pengusaha kolam pemandian alam Tebing Hitam yang berlokasi diujung Nagari Sontang Cubadak.

Kolam pemandian Tebing Hitam ini tidak seperti kolam kolam renang lainnya yang ada di Indonesia yang airnya disedot dari dalam tanah dan ditampung kedalam bak besar yang sudah di cor dengan semen dan memakai keramik. Kolam renang yang airnya didapatkan dari dalam tanah itu, harus di berikan kaporit setidaknya satu kali seminggu untuk menjaga agar air tetap stril, sebab air yang sudah dipakai untuk mandi itu tidak berganti dengan air yang baru.

Pemandian alam Tebing Hitam yang memiliki air terjun di Nagari Sontang Cubadak,Kecamatan Padang Gelugur,Kabupaten Pasaman setiap hari libur ramai dikunjungi orang. Foto Eddi Gultom

Lain dengan kolam pemandian alam Tebing Hitam yang airnya didatangkan dari atas gunung melalui saluran kecil air terjun yang sangat jernih dan sejuk, mengalir bermuara ke Aek(sungai) Limunan. Air yang sudah dimanfaatkan untuk mandi puluhan orang setiap hari itu, mengalir kebawah dan kembali berganti dengan air segar yang baru mengalir deras dari atas (air terjun). Sehingga membuat air tetap bersih dan para pengunjung merasa puas untuk menikmati air yang begitu sejuk dan jernih bagaikan kaca.

Bila kita ingin berkunjung ke tempat pemandian alam Tebing Hitam ini kita harus melalui Jalinsum Medan – Padang. Tepatnya di daerah Nagari Sontang Cubadak. Bila kita datang dari arah Lubuk Sikaping mengarah ke arah Medan, tepatnya di kawasan Tapus ada simpang sebelah kiri jalan ( simpang masuk) ke Nagari Sontang Cubadak. Disitu ada di buat plank yang bangunanannya terdiri dari batubata dan cor semen bertuliskan Kantor Wali Nagari Sontang Cubadak.

Dari Simpang ini lah kita masuk kekiri jalan bila datang dari Lubuk Sikaping. Tetapi bila kita datang dari arah Medan kita masuk kekanan jalan dan terus masuk kedalam yang jaraknya lebih kurang 3 kilometer dari Jalinsum. Setelah sampai di pintu pembagian air untuk petani DAM (Aek Limunan), kita menyeberang sungai Limunan dengan melintasi jembatan kecil menyeberang kearah kanan, maka sampai lah kita ke pemandian alam Tebing Hitam tersebut.

Sutomo Siregar ayah dari 4 orang anak dan mempunyai istri Boru Nasution itu kepada wartawan, Kamis(28/9/2023) mengatakan, bahwa lokasi pemandian Tebing Hitam ini sebelumnya merupakan hutan kecil ( lahan ladang petani ) yang dibelinya pada tahun 2018. Hal ini dibelinya terdorong karena saat itu kehidupannya sangat susah dan tidak punya mata pencaharian.

Pondok pondok tempat pengunjung istirahat dan makan

Sutomo melihat adanya sungai kecil yang airnya sangat jernih,memancur terjun kebawah melalui batu batu cadas yang sangat terjal dan tajam. Saat itu Sutomo berfikir bila air terjun dan memancur ini bisa ditata dengan baik dan dijadikan tempat pemandian alam,tentunya nanti orang akan senang mandi kesini,pikirnya.

Maka saat itu Sutomo menjumpai pemilik lahan tersebut untuk memohon agar lahan perladangan itu bisa dibeli. Ketika itu pemilik ladang yang saat ini sudah menjadi lahan obyek wisata pemandian alam mau menjualnya. Maka lahan tersebut dibelinya walaupun harganya sudah lumayan mahal,sebab lahan tersebut sudah berulang kali dijual dengan berpindah tangan.

Saat awal pembenahan kolam pemandian alam Tebing Hitam itu dimulai, setiap hari Sutomo bekerja sendiri di lokasi saluran air terjun tersebut untuk memahat batu batu yang tajam disaluran air terjun, agar bisa ditata dengan bagus. Sehingga banyak warga dikampung itu yang belum tau apa kegunaannya menganggap Sutomo sudah Gilak.

” Banyak warga Kampung Sontang ini menganggap saya sudah mulai Gilak, sebab setiap hari kerja saya memahat batu dan mereka belum tau untuk apa yang saya kerjakan,” kata Sutomo.

Bila ada orang yang bertanya kepada Sutomo dia belum mau menjelaskannya apa tujuannya. Sehingga orang menjadi heran kok batu cadas dipahati. Sutomo hanya mengatakan, tengok sajalah nanti,kata Sutomo.

Setelah batu batu tajam yang ada di saluran air terjun itu selesai di pahat dan diratakan, Sutomo beralih pula untuk membersihkan areal di sekitarnya. Kenudian mengerjakan pembentukan kolam dengan menyemen diseluruh tepi kolam agar tertata bagus dan rapi. Selesai pengerjaan itu, Sutomo membuat Bendungan kolam agar air yang terjun dari saluran parit diatas tidak spontan mengalir ke hilir dan dapat bertahan didalam kolam yang sudah tertata. Sehingga air yang tergenang mencapai kedalaman lebih kurang 1,5 meter.

Jembatan penyeberangan menuju lokasi pemandian alam Tebing Hitam yang belum mempunyai pagar

Namun walaupun diadakan pembendungan air, tetapi bila air sudah penuh didalam kolam dengan sedirinya air melimpah dan mengalir ke hilir. Sedangkan di sebelah bawah kolam pemandian orang dewasa itu, dibangun pula bak air khusus buat kolam renang anak anak yang dalamnya hanya setengah meter sekaligus membangun seluncuran. Air yang disalurkan ke dalam kolam anak anak ini diambil langsung dari parit kecil yang ada dibagian atas yang menggunakan pipa plastik. Sehingga air tetap bertukar dan bersih,sebab air terus berganti.

Seusai pembangunan dua unit kolam renang itu, masyarakat yang tinggal di Kampung Sontang mulai mengetahui dan berdatangan untuk mencoba mandi mandi di kolam Tebing Hitam itu. Setelah dicoba mandi nyatanya sangat memuaskan. Hari demi hari berganti Minggu dan Minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun keberadaan kolam renang Tebing Hitam mulai dikenal oleh masyarakat. Saat ini setiap hari libur umum masyarakat banyak yang berkunjung ke kolam renang Tebing Hitam untuk mandi bersama keluarga. Baik yang datang dari daerah dekat maupun yang datang dari daerah jauh,sehingga membuat suasana menjadi ramai.

Namun saat itu baru kolam saja yang terbangun, sementara sarana dan prasarana lainnya belum ada. Hal ini juga menjadi bahan pemikiran bagi Sutomo untuk mencari dana bagai mana caranya agar bisa membangun pondok pondok untuk tempat pengunjung beristirahat. Waktu itu Sutomo Siregar teringat untuk menghubungi Bank BRI Tapus.

” Ke esokkan harinya saya mencoba mendatangi petugas Kredit Usaha Rakyat(KUR) di BRI Tapus, namun saat itu karena saya menemui anggota KUR dia mengatakan hanya bisa meminjam Rp.25 juta. Sedangkan dana yang saya butuhkan berkisar Rp.50 juta,” kata Sutomo kepada wartawan.

Untuk memastikan bisa tidak nya dia mengambil pinjaman Rp.50 juta,petugas KUR menyarankan untuk menemui Manager Unit BRI Tapus. Maka Sutomo mengikuti saran dari anggota KUR dan menemui Manager Unit BRI Tapus. Saat itu manager belum juga bisa menentukan berapa banyak jumlah pinjaman KUR yang bisa dicairkan kepada Sutomo sebelum dilaksanakan survey lapangan.

Namun Alhamdulillah,kata Sutomo, setelah dilakukan survey ke lokasi kolam Tebing Hitam manager mengatakan bisa untuk mendapat pinjaman sebanyak Rp.50 juta. Setelah mendapat pinjaman dari Bank BRI itulah Sutomo membangun sarana dan prasarana,seperti beberapa unit tempat istirahat pengunjung (pondok), membangun satu unit kamar tempat mengganti pakaian,satu unit tempat sholat dan membangun satu unit rumah permanen tempat berjualan.

Saat ini kolam pemandian alam “Tebing Hitam” hasil pemikiran Sutomo Siregar yang sempat dianggap warga kampung sebagai orang Gilak sudah dikelola selama lebih kurang 5 tahun,2018-2023, dan telah diketahui dari berbagai daerah,baik untuk Sumatera Barat dan sebagian juga masyarakat Provinsi Sumatera Utara.

Sutomo Siregar kepada wartawa mengatakan, pihaknya sangat berharap kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman agar bisa membantu anggaran untuk membangun sarana dan prasara yang lebih bagus dan permanen. Seperti membangun pondok istirahat pngunjung, musholla tempat sholat,kamar tempat ganti pakaian dan membuat pagar jembatan penyeberangan ke lokasi pemandian yang saat ini belum memiliki pagar. Karena di khawatirkan apa bila pengunjung yang belum biasa melaluinya dengan kendaraan roda dua gamang dan bisa terjatuh kedalam Sungai Limunan yang tingginya lebih kurang 10 meter.

Selain itu Sutomo juga ber harap kepada Rajab, Walinagari Sontang Cubadak untuk bisa bekerja sama mengelola pemandian Alam Tebing Hitam itu. Alasan Sutomo supaya Kolam Mandi Tebing Hitam ini bisa mempunyai badan hukum. ” Biarlah berbagi hasil,”katanya. Misalnya pendapatan Rp.50 ribu, Rp.10 ribu diberikan untuk Kas Nagari Sontang Cubadak dan Rp.40 ribu untuk saya,kata Sutomo Siregar,agar pemandian ini bisa diuruskan badan hukumnya, harapnya.

Penulis : Eddi Gultom

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button
Close
Close

Adblock Detected

Harap nonaktifkan aplikasi AdBlock nya terlebih dahulu.. Terima Kasih