Advertisement

Sederet Masalah yang Jadi Motif Bunuh Diri Mahasiswi USU Mahira

Psikolog, Irna Minauli.

Medan, desernews.com
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda, pembaca, merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Psikolog Irna Minauli menjelaskan sejumlah masalah yang menjadi motif atau pemicu mahasiswa USU Mahira Dinabila (19) mengakhiri hidup di rumahnya, Komplek Rivera, Kota Medan. Mahira disebut merasa tidak berdaya dan tidak punya harapan.

Irna telah melakukan autopsi psikologi dengan menggunakan metode dokumentasi terhadap catatan yang ada di dalam handphone Mahira serta hasil wawancara dari para saksi.

“Dari hasil analisis tersebut dicoba disimpulkan beberapa hal. Misalnya kalau dilihat dari tingkat inteligensi, maka almarhum Mahira kelihatannya seorang yang cukup cerdas,” kata Irna saat mengikuti konferensi pers di Mako Polda Sumut, Selasa (19/9/2023).

Dijelaskan Irna, Mahira memiliki kecerdasan akademis yang baik mulai kemampuan berbahasa Inggris sejumlah prestasi lain. Namun dari segi sosial, Mahira kelihatannya agak menutup diri atau insecure sehingga cenderung menjaga jarak dengan lingkungan pertemanannya.

“Dia seperti kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungannya. Secara hubungan personal terlihat ada permasalahan yang mungkin diakibatkan perbedaan perlakukan ketika bersama almarhum ibu angkatnya dengan keluarga barunya,” ungkapnya.

Irna menuturkan secara spiritual Mahira sosok yang cukup religius. Sebab, Mahira beberapa kali memposting ayat suci Al-Qur’an. Tapi Mahira kelihatan kebingungan. Misalnya ia mencari tahu apakah mereka yang mati bunuh diri itu kekal selamanya di neraka.

“Jadi kelihatan bahwa pada dasarnya dia masih memiliki super ego yang cukup tinggi. Tetapi karena tekanan yang besar dirasakan, memunculkan rasa tidak berdaya dan tidak punya harapan. Itu lah yang memicu (motif) dia untuk melakukan upaya mengakhiri hidup,” sebutnya.

Faktor meninggalnya ibu angkat yang sangat dicintai Mahira, disebutnya juga menjadi salah satu pemicu. Kemudian, hal ini yang menimbulkan adanya ide untuk bisa kembali dengan ibu angkatnya.

“Tahap berikutnya, sudah dilihat adanya persiapan dia mencoba mencari informasi metode bunuh diri. Kemudian, ia bertindak dan ini disertai dengan trigger atau pemicu. Dari catatan di notes Hp-nya, itu kelihatannya sudah cukup lama mengalami ketidakcocokan dengan ibu baru dan saudara barunya,” ungkapnya.

“Secara finansial juga kelihatannya ada kekhawatiran apakah masih bisa melanjutkan pendidikan. Jadi ada satu keinginan tapi ada seperti tidak yakin dengan kondisinya. Sehingga ia menganggap bunuh diri adalah satu jalan akhir yang bisa melepaskan dia dari permasalahan yang dia hadapi,” tutupnya.(dtk/DN)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button
Close
Close

Adblock Detected

Harap nonaktifkan aplikasi AdBlock nya terlebih dahulu.. Terima Kasih