Advertisement

Jemaah Haji Indonesia Resah, Pemerintah Hentikan Layanan Katering Selama 4 Hari.

Sc : https://www.tribunnews.com/

Makkah, desernews.com :

Jemaah Haji Indonesia Tahun 2023 resah gelisah akibat adanya rencana Pemerintah RI cq Kemenag RI yang akan menghentikan layanan katering selama 4 hari mulai tgl. 7, 13, 14 dan 15 Zulhijah 1444 H.

Pemberitahuan adanya penghentian layanan katering ini disampaikan Direktur Bina Haji Kemenag RI Arsad Hidayat kepada Media, Minggu (11/6).

Menurut Arsad, penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat.

Jemaah dari seluruh dunia sudah berada di Makkah, sehingga sering terjadi kemacetan dan itu tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.

“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer pun harus ditempuh dalam waktu lama.
Kalaupun ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai ke jemaah,” sebut Arsad.

Ditambahkan Arsad, dalam fase penghentian sementara layanan katering, jemaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan didekat hotel.

Atas pernyataan Direktur Bina Haji Kemenag RI Arsad Hidayat tersebut mendapat beragam tanggapan dari kalangan Jemaah Haji Indonesia, namun pada umumnya sangat menyesalkan jika benar benar hal tersebut terjadi.

Beberapa jemaah haji asal dari Sumatera Utara tergabung dalam Kloter 04 menyikapinya dengan perasaan yg resah.

Menurut Effendi Lubis Jemaah Haji asal Kota Tebing Tinggi dengan nada ketus mengatakan, apakah pemerintah menghentikan layanan katering ke jemaah dihentikan pada tanggal tersebut dengan alasan karena lalu lintas macet, terus permasalahannya hanya sampai disitu saja, lalu dianggap selesai.

“Tidak adakah solusi, dengan memberikan kompensasi seperti memberikan bantuan bahan pangan seperti mie instan, roti kering atau sejenisnya,” ucap Fendi Lubis.

Sementara itu jemaah lain mengatakan, sangat disayangkan pernyataan dari Direktur Bina Haji yang menyebutkan kalau jemaah bisa membeli makanan pada sejumlah pedagang di dekat Hotel.

“Sudah sejak seminggu ini Polisi dan Satpol PP nya KSA melakukan pembersihan terhadap pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar hotel,” ujar Suhartoyo Jemaah yang juga Karom 8 asal Kota Tebing Tinggi.

Ditambahkan Suhartoyo, lokasi sekitar Hotel Mawasim tempat nya menginap sepi dari riuhnya pedagang makanan dan pakaian serta beragam bahan dagangan lainnya.

Menanggapi pernyataan Direktur Bina Haji Kemenag RI Arsad Hidayat yang menyatakan bahwa kawasan yang dekat hanya sekitar dua kilometer harus ditempuh dalam waktu lama, sehingga kalaupun ada katering kemungkinan akan terlambat sampai ke jamaah.

“Lebih baiklah distribusi makanan terlambat tapi kami masih mendapat pelayanan makanan,”ucap Suhartoyo.

Ini artinya biaya untuk layanan katering kan ada, cuma pemerintah gak sanggup memenuhinya.

“Uang nya itulah yang musti di kembalikan ke jemaah, biar jemaah mencari makan sendiri, janganlah pemerintah berdalih soal macat, tapi tidak bilang uang makan dikemanakan”, ucap beberapa jemaah dengan nada tinggi.

Berkaitan dengan living cost, jemaah menyebutkan banyak yang sudah habis, karena tahun ini pemerintah hanya memberikan 750 riyal, tidak seperti tahun lalu 1500 riyal.

“Sudahlah pemerintah memberinya 750 riyal, itupun diserahkan kejemaah dalam bentuk rupiah yaitu sebesar Rp. 3.030.000,- dengan kurs 4.040 per riyal. Ketika jemaah menukarnya ke riyal di Asrama Haji Medan pada pihak BSI, mereka hanya mau membeli dengan 700 riyal atau kurs 4300 per riyal. Akhirnya jemaah sebelum berangkat sudah mengalami tekanan yang cukup tinggi, disamping BPIH yang mengalami kenaikan drastis tahun ini,” papar jemaah lain yang berhasil dirangkum wartawan.

Akibat belum adanya kejelasan tentang ada tidaknya kompensasi atas dihentikannya layanan katering ini, beberapa jemaah yang tergabung dalam beberapa Kloter Sumatera Utara sudah pasang ancang ancang bagaimana mengatasi ketiadaan droping katering.

Malah ada beberapa jemaah menyebutkan, sebaiknya masalah ini di ketahui masing masing kepala daerah melalui PHD, supaya bisa dibantu.

Beberapa jemaah dari Kabupaten Deli Serdang menyebutkan mereka telah di infokan Kloter nya untuk pemenuhan makan 4 hari ini dengan beban biaya perjemaah sekira Rp. 500.000,-, demikian juga jemaah dari Kota Binjai.

Sedang jemaah dari Kota Tebing Tinggi akan mencari makan masing masing.

“Kami tak mau ada kutipan lagi, kami akan mencari makanan disesuaikan dengan keuangan yg ada, sementara ada dua jemaah lansia kami uangnya sudah habis untuk biaya kereta sorong dan lain lain,” sebut beberapa jemaah ibu ibu.

Jamaah Haji Deli Serdang
Hal yang sama juga dialami jamaah calon haji kloter 2 dan 16 Deli Serdang. Mereka ada yang membeli nasi sendiri sendiri di tempat rumah makan terdekat, tetapi sebagian ada juga yang dikoodinir KBIH dengan mengenakan biaya sekali makan 15 rial.

Meski demikian, jamaah calon haji Kabupaten Deli Serdang mengaku sangat kecewa atas pernyataan Direktur Bina Haji Kementerian Agama RI tersebut.

Sebanyak 750 an jamaah calon haji Kabupaten Deli Serdang mengharapkan ada solusi yang terbaik dari pemerintah. Baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang yang dapat meringankan pengeluaran.

Laporan: Suhartoyo Sulur
Editor: Nurdin Barus

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button
Close
Close

Adblock Detected

Harap nonaktifkan aplikasi AdBlock nya terlebih dahulu.. Terima Kasih