Tukang Pikul Jenazah Covid-19 Mogok Karena Postingan Wali Kota
Keluarga Tak Keberatan Angkut Sendiri
Bandung, desernews.com
Tukang pikul jenazah COVID-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut masih mogok beraktivitas. Mereka mogok karena kecewa dengan postingan Wali Kota Bandung Oded M Danial. Aksi mogok tersebut tak membuat pihak keluarga almarhum yang dimakamkan keberatan.
Proses pemakaman yang dengan protokol COVID-19 hari ini berjalan lancar jika dibandingkan hari sebelumnya. Rabu (27/1/2021), jenazah yang datang sempat tertahan beberapa menit di pintu gerbang karena tak ada tukang pikul peti jenazah yang biasa membantu.
Pantauan di lapangan, hingga pukul 13.00 WIB, Kamis (28/1/2021), hanya ada satu jenazah yang dimakamkan dengan protokol kesehatan COVID-19. Meski terlihat beberapa tukang pikul jenazah di lokasi, tapi pihak keluarga tidak keberatan untuk angkut jenazah sendiri.
Dani (40), salah satu anggota keluarga asal Antapani mengatakan, sebelum mengantar ayahnya ke tempat peristirahatan terakhir, ia telah diberi tahu oleh pihak rumah sakit bahwa tidak ada jasa angkut jenazah. Ayahnya positif COVID-19 dan memiliki riwayat penyakit jantung.
“Enggak ribet (angkut jenazah dari keluarga). Karena kita juga pengen kes ini. Dari pihak rumah sakit enggak masalah juga, ngasih-ngasih aja. Asalkan kan protokol kesehatannya gitu,” kata Dani kepada detikcom, Kamis (28/1/2021).
Dia mengaku, sempat mengetahui informasi mengenai jasa pikul jenazah. Namun di hari yang sama, pihaknya juga sudah mengetahui untuk menyiapkan anggota keluarga yang mengangkat peti jenazah.
“Sempat minta diangkut dan dimakamkan ke pengelola, dari pihak rumah sakit nanti di sana disediain yang buat bawa jenazah. Katanya sih kemarin ada yang demo, enggak tahu. Karena kita juga baru pertama ke sini. Dari sekarang ke depan kayanya dari pihak keluarga ya,” ujarnya.
Adapun APD yang dipakai oleh keenam anggota keluarga yang angkut peti jenazah dipinjamkan dari pengelola TPU Cikadut.
Cepi (47), masih anggota keluarga yang sama mengusulkan agar pemerintah menyediakan langsung petugas angkut peti. “Ya bagus nya mah ada jasa panggul dari sini. Karena kalau yang pemakaman malam kan gimana. Harusnya ada yang jaga. Pemerintah kan ngasih tau harus nerapin protokol kesehatan, otomatis pemerintah harusnya ada yang nyiapin,” jelasnya.
Disinggung soal pemasangan tarif yang ramai diributkan, Cepi mengaku tidak tahu. Namun menurutnya seharusnya itu ditanggung pemerintah.
“Loh kan ada dananya itu dari Pemerintah, ini kan kita dari rumah sakit untuk penguburan dikasih dana, APD dipinjemin,” katanya.
Sementara itu Koordinator Tukang Pikul Jenazah COVID-19 Fajar Ifana mencatat, setidaknya ada delapan jenazah yang di panggul sendiri oleh keluarga.
“Ada 8 Jenazah. Kita menghentikan aktivitas memikul dan memakamkan jenazah. Kita selalu dikatakan pungli. Ada juga kata-kata bahwa kita masih saja tega, terus ada kata-kata kita berbisnis. Kita betul-betul selama 11 bulan tanpa ada perhatian dari pemerintah, mungkin saatnya sekarang pemerintah memperhatikan kita,” tutur Fajar.
Detikcom mencoba mengkonfirmasi ke pihak Pengelola TPU Cikadut yang lokasinya tak jauh dari pemakaman dan mereka menyarankan untuk menghubungi Dinas Tata Ruang (Distaru). Hanya saja, baik dari Pengelola TPU dan Distaru enggan memberikan komentar lebih lanjut.