Nama Tuan Syekh HM Arsyad Thalib Lubis Disematkan sebagai Nama Jalan di Lubuk Pakam
Lubuk Pakam, desernews.com
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menetapkan nama Tuan Syekh HM Arsyad Thalib Lubis sebagai nama salah satu ruas jalan di Kota Lubuk Pakam, yang sebelumnya bernama jalan Bakaran Batu.
Bila tidak ada halangan, rencananya hari Kamis, 8 April 2021 akan dilakukan peresmian atas penyematan nama pahlawan nasional itu oleh Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan.
Ketua DPRD Deli Serdang, Zakky Shari SH juga telah menyetujui penyematan nama tokoh pendidikan dan pendiri Al Washliyah sekaligus pejuang kemerdekaan itu.
Dalam suratnya kepada Bupati Deli Serdang yang bernomor : 620/744 tertanggal 06 April 2021, Ketua DPRD Deli Serdang itu menyebutkan pada prinsipnya mereka tidak keberatan atas rencana Pemerintah Kabupaten Deli Serdang menyematkan nama Tuan Syekh HM Thalib Lubis sebagai salah satu nama ruas jalan di Kota Lubuk Pakam.
Langkah dan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang disambut baik oleh sejumlah ulama dan pendidik di Kecamatan Galang.
Al Ustadz Syafri Zas, salah seorang pendidik di Perguruan Al Washliyah Galang mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, khususnya Bupati H Ashari Tambunan.
Menurut Ustadz Syafri, Tuan Syekh HM Arsyad Thalib Lubis selain seorang ulama dan pendiri Al Washliyah, juga merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang pernah ditahan Belanda. Karena itu, Ustadz Syafrizas memuji langkah tepat yang dilakukan Bupati H Ashari Tambunan.
“Memang sangat wajar dan layak untuk mengenang jasa jasa Tuan Syekh HM Arsyad Thalib Lubis itu, namanya disematkan di salah satu ruas jalan di ibukota Kabupaten Deli Serdang”, ucap Ustadz Syafrizas.
Arsyad Thalib Lubis dilahirkan di Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada Oktober 1908 atau bertepatan pada Ramadhan 1326 Hijriah. Ia adalah putra kelima dari pasangan Lebai Thalib bin H. Ibrahim Lubis dan Markoyom Nasution.
Ayahnya berasal dari kampung Pastap, Kotanopan,Tapanuli Selatan, kemudian menetap di Stabat Sumatera Utara, sebagai petani yang agamis sehingga mendapat panggilan `lebai`, yakni panggilan kehormatan di daerahnya atas ilmu agama yang dimiliki.
Ia menjalani seluruh pendidikannya di Sumatra Utara. Selepas menjalani pendidikannya dalam kurun waktu 1917-1930, ia memperdalam ilmu tafsir, hadis, usul fiqh dan fikih kepada Syekh Hasan Maksum di Medan.
Dia adalah seorang murid yang cerdas dan rajin, sehingga mendapat kepercayaan dari gurunya yakni H. Mahmud Ismail Lubis untuk menyalin karangan yang akan dimuat di surat kabar. Pada usia 20 tahun, beliau telah menjadi penulis di majalah Fajar Islam di Medan.
Sejarah keilmuannya dapat dilacak jauh hingga ke Kerajaan Asahan, Sumatera Utara. Dua tahun setelah berakhirnya Perang Dunia I, tepatnya tahun 1916 M, Syeikh Abdul Hamid dan teman-temannya mendirikan satu instansi pendidikan Islam yang diberi nama Madrasah al-‘Ulum al-‘Arabiyah.
Madrasah ini menjadi instansi pendidikan ternama di Asahan, bahkan di Sumatera Utara, disamping ada Madrasah Islam Stabat-Langkat, Madrasah Islam Binjai, dan Madrasah al-Hasaniyah di Medan.
Ia juga merupakan salah seorang pendiri organisasi Islam yang cukup besar di Sumatra Utara, Al Jam’iyatul Al Washliyah.
Organisasi Islam ini berawal dari sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan kegiatan sosial, didirikan pada 30 November 1930. Selain kecerdasannya dalam ilmu agama, Arsyad juga dikenal memiliki keahlian di bidang Kristologi, yang ia dapatkan ketika belajar kepada gurunya Syekh Hasan Maksum yang juga Mufti Kerajaan Islam Deli. (01/DN)