Apkasindo Serdang Bedagai Targetkan 106 Ha Peremajaan Lahan Sawit Petani Kotarih
![]() |
Joni Saragih (kaos biru) |
Sergei (Dessernews)
Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergei) tahun 2020 mentargetkan 106 hektar peremajaan (replanting) lahan sawit milik petani Kotarih. Hal itu dikatakan Bahtera Barus salah seorang pengurus Apkasindo Kabupaten Sergei kepada dessernews.com Selasa (02/06).
Menurut Bahtera, semester satu ini Apkasindo Sergei telah mereplanting 50 hektar lahan sawit milik petani Kotarih. Seluruh biaya replanting mulai menumbang,melubang, menanam, pengadaan bibit serta lainnya yang berkaitan dengan peremajaan didanai Apkasindo.
“ Seluruh biaya replanting di biayai Apkasindo. Mulai penumbangan pohon sawit hingga pengadaan bibit, melubang, menanam sampai selesai di tanggung Apkasindo. Petani duduk manis aja”, Ucap Bahtera seraya tertawa.
Syarat untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan replanting gratis itu, kata Bahtera, foto kopi surat lahan, foto kopi KTP dan foto kopi Kartu Keluarga serta memiliki kelompok tani yang berbadan hukum yang disyahkan Menkumham.
“Selain foto kopi surat lahan, KTP dan kartu keluarga, petani yang bersangkutan harus menjadi anggota kelompok tani yang akte pendiriannya disyahkan Menkumham”, ujar Barus. Bahtera mengakui program replanting lahan sawit petani ini terbilang lambat. Karena masyarakat kurang memahaminya. Padahal Apkasindo sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat petani sawit.
“ Pada prinsipnya petani kita banyak yang belum mengetahui program ini. Mereka masih khawatir nanti disuruh bayar pengembalian dana hibah ini”, ujar Bahtera. Tetapi petani yang sudah paham dan mengerti tentang peremajaan lahan sawit ini kata Bahtera umumnya mereka senang.
![]() |
Bahtera Barus |
Dua tokoh masyarakat Kotarih, Joni Saragih dan Sarlem Saragih, kata Bahtera Barus tidak menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut. .Kedua tokoh itu telah membentuk kelompok taninya dan kemudian mendaftarkannya. Serkarang ini kami sedang mengerjakan replanting lahan sawit milik Pak Joni dan Sarlem Saragih”, sambung Barus.
Menurutnya, saat ini, produktivitas sawit perkebunan rakyat di Indonesia hanya sekitar 12 ton TBS/hektare/tahunnya. Di Sumut bahkan banyak yang masih banyak yang kurang dari 10 ton TBS/hektare/tahun. Padahal kebun swasta nasional nyaris dua kali lipatnya yakni 21 ton TBS/hektare/tahun, ungkap Barus.
Jika merujuk pada aturan tanaman yang harus replanting yakni melewati umur ekonomi 25 tahun atau produktivitasnya kurang dari 10 ton TBS/hektare/tahun, maka sawit rakyat di Sumut memang sudah harus diremajakan. Jika tidak, produktivitasnya bakal terus melorot dan pendapatan petaninya bakal tergerus juga.
Karena itu Apkasindo mengajak masyarakat petani sawit khususnya yang tanamannya suda perlu diremajakan agar ikut program replanting tersebut. Barus Mengakui bila dana Rp 25 juta perhektar kini sudah tidak ideal lagi, mengingat upah kerja dan bahan bakar sudah mengalami kenaikan. “ Memang dana bantuan RP 25 juta perhektar itu sudah tidak memungkinkan lagi. Karena apa apa sudah naik. Nanti kita diusulkan agar ditambah”, sebut Bahtera.(01-DN)
![]() |
Sarlem Saragih |